Brigjen TNI Kartika Agung: Kisah Inspiratif Inspektur Pusat Kesehatan Angkatan Darat

Brigjen TNI Kartika Agung, Inspektur Puskesad dengan seragam lengkap

Mengenal Lebih Dekat Brigjen TNI Kartika Agung, Inspektur Pusat Kesehatan Angkatan Darat

[TEVRI, Jakarta] – Brigjen TNI dr. Kartika Agung, M.M.Kes., C.Fr.C., adalah sosok prajurit yang inspiratif, menjadi teladan di lingkungan militer dan kesehatan. Saat ini, beliau menjabat sebagai Inspektur Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad), posisi krusial dalam menjaga kesehatan prajurit beserta keluarganya. Perjalanan hidup dan kariernya mencerminkan dedikasi tinggi, kepemimpinan yang kuat, serta komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama di lingkungan TNI AD.

Sebagai Inspektur Puskesad, Brigjen Kartika Agung memegang tanggung jawab besar untuk memastikan pelayanan kesehatan di TNI AD berjalan optimal. Beliau mengawasi berbagai program kesehatan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga penanganan penyakit menular. Di bawah kepemimpinannya, Puskesad telah melakukan berbagai inovasi, termasuk penerapan teknologi kesehatan modern dan program-program preventif. Kunjungi MaxMinis untuk informasi menarik lainnya.

Perjalanan Hidup yang Menginspirasi

Salah satu hal menarik dari Brigjen Kartika Agung adalah keputusannya dalam menentukan jalan hidup. Setelah diterima dan bekerja sebagai PNS di Kementerian Kesehatan RI, beliau memilih untuk beralih menjadi prajurit TNI.

Kisah ini diceritakan oleh perwira tinggi TNI AD kelahiran Maros, Sulawesi Selatan, pada tahun 1968, saat menerima kunjungan dari awak media di kantornya, Rabu (23/10/2024) siang. “Saya lahir di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, saat ayah saya bertugas sebagai abdi negara, seorang prajurit di Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandraguna,” ujar Brigjen Kartika Agung mengawali kisahnya.

“Lahir tahun 1968, masa kecil saya di Maros hingga kelas 3 SD. Kemudian saya pindah bersama orang tua ke Makassar, dan melanjutkan sekolah dasar hingga SMA di sana,” tambahnya.

Lulus SMA pada tahun 1986 menjadi awal mula dinamika pilihan hidupnya. Sebagai anak seorang tentara, didikan orang tua serta motivasi dari kepemimpinan Jenderal M. Jusuf (Panglima ABRI saat itu) memicu semangatnya untuk menjadi prajurit.

“Mungkin karena saya anak tentara, saya melihat kehidupan tentara yang kompleks dan menarik. Saya juga mengagumi sosok Jenderal M. Jusuf, dengan ketegasan, kejujuran, kedisiplinan, dan kemampuan olah pikirnya dalam mengurus Angkatan Darat. Beliau menjadi figur yang menginspirasi saya menjadi prajurit. Jadi, setelah lulus SMA, saya mendaftar Akademi Militer tahun 1986, namun belum rezeki,” jelas Brigjen Kartika Agung.

Tidak menunggu lama, beliau memutuskan untuk kuliah di bidang kesehatan sambil mempersiapkan diri untuk pendaftaran TNI berikutnya.

“Saya berpikir untuk kuliah dulu, kemudian mencoba lagi mendaftar militer,” ujarnya.

Akhirnya, Brigjen Kartika Agung kuliah di Poltekkes Kemenkes di Makassar, hingga menjadi PNS dan bertugas pertama kali di RSU Abepura, Papua. Namun, semangat dan niatnya untuk menjadi tentara tidak bisa dihentikan. Tak lama setelah menjadi PNS Kemenkes, beliau mendaftar Sepa Wamil.

“Saya melanjutkan pendidikan di sekolah kedinasan Kementerian Kesehatan, Program Diploma 3 Fisioterapi. Kuliah selama 3 tahun, lulus tahun 1989. Kemudian tahun 1990 mendaftar tentara melalui pendidikan Sekolah Perwira Wajib Militer (Sepa Wamil). Sebelum mendaftar wamil, saya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Kesehatan yang ditempatkan di RSU Abepura, Papua. Jadi, ada jeda sekitar 4 bulan saat masuk ke Sepa Wamil,” ungkap tokoh berdarah campuran Aceh dan Jawa Tengah ini.

“Saat itu saya sudah menyiapkan diri, mulai dari proses seleksi hingga lulus. Artinya, menyiapkan mental, kesehatan, fisik, dan kemampuan intelektual untuk belajar. Alhamdulillah, saya juga mendapat dukungan penuh dari orang tua untuk masuk militer, dan mereka bangga anaknya mengikuti jejak beliau sebagai tentara,” ungkap Brigjen Kartika Agung, anak ke-3 dari 7 bersaudara.

Perjalanan Karier Militer

Karier militer Brigjen Kartika Agung dimulai sejak dilantik menjadi perwira pada Juni 1990, dengan penugasan pertama di Kodam VII/Wirabuana (sekarang Kodam XIV/Hasanudin).

“Pertama lulus, saya ditempatkan di Makassar, Kodam VII/Wirabuana tahun 1990-1991. Setelah itu pindah ke Manado dan ditempatkan di RS TNI AD Teling. Satu tahun kemudian, saya ditugaskan di Batalyon Infanteri 712/Raider, dalam operasi militer di Timor Timur (sekarang Timor Leste) tahun 1992 hingga 1994,” ungkapnya. “Di sana pula saya bertemu dengan wanita asal Bali yang orang tuanya bertugas di Timor Timur, yang kini menjadi ibu dari 3 putra kami.”

Brigjen Kartika Agung bertugas di Kodam Wirabuana selama hampir 16 tahun, hingga tahun 2007, termasuk setelah menyelesaikan Diklapa. Dulu, wilayah Kodam Wirabuana mencakup hingga Sulawesi Utara, yang saat ini menjadi Kodam XIII/Merdeka.

Kesan Mendalam di Sulawesi Utara

Ada satu kalimat menarik yang diucapkan oleh Brigjen Kartika Agung tentang Sulawesi Utara:

“Saya mencintai kehidupan keberagaman di Sulawesi Utara, dengan rasa persaudaraan dan toleransi yang sangat natural. Alhamdulillah, saya bisa kembali ke sana (Manado) dan memiliki beberapa orang yang sudah saya anggap sebagai orang tua angkat (setelah Diklapa),” tambah jenderal yang murah senyum ini. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi MaxMinis.

Riwayat Jabatan

  • Kagupus I Puskesad
  • Irutum It Puskesad (2020)
  • Kasubditbimnatkes Sdircab Puskesad
  • Ir Puskesad (2023—sekarang)

Kisah inspiratif Brigjen TNI Kartika Agung menjadi teladan bagi prajurit dan generasi muda yang ingin mengabdi kepada bangsa. Dedikasi, integritas, dan komitmennya menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan semangat tinggi, kita dapat mencapai tujuan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Pewarta Hans Montolalu

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *